Rasulullah Saw bersabda:"Barang sapa menjaga solat,niscaya dimuliakan oleh Allah dengan 5 kemuliaan:
1. Allah menghilangkan kesempitan hidupnya
2.Allah menghilangkan siksa kubur darinya
3.Allah akan memberika buku catatan amalnya dengan tangan kanannya
4.dia akan melewati jembatan bagaikan kilat
5.akan masuk surga tanpa hisab
Dan barang sapa yang meyepelekan sholat, niscaya Allah akan mengazabkannya dengan 5 belas siksaan.
*enam siksa di dunia
*tiga siksaan ketika mati
*tiga siksaan ketika masuk liang kubur
*dan tiga siksaan ketika bertemu dengan Tuhannya(akhirat)
Adapun siksaan dunia adalah:
-dicabut keberkahan umurnya
-dihapus tanda kesolehan dari wajahnya
-setiap amal yang dikerjakan,tidak diberi pahala oleh Allah
-tidak diterima doanya
-tidak termasuk bagian dari doanya orang-orang soleh
-keluar rohnya(mati)tanpa membawa iman
Adapun siksa ketika akan mati:
-mati dalam keadaan hina
-mati dalam keadaan lapar
-mati dalam keadaan haus yang seandainya diberikan semua air laut tidak akan menghilangkan rasa hausnya
adapun siksa kubur:
-Allah menyempitkan liang kuburnya sehingga bersilang tulang rusuknya
-tubuhnya di panggang diatas bara api siang dan malam
-dalam kuburnya terdapat ular yang bernama Suja'ul aqro' yang akan menerkamnya karena meyia-yiakan solat
ulat itu akan menyiksanya yang lamanya sesuai dengan waktu solat.
siksa yang menimpa ketika bertemu Tuhan
Ketika langit terbuka, malaikat datang kepadanya dengan membawa rantai, panjang rantai tersebut, tujuh hasta. rantai itu di gantungkan ke lehernya, kemudian dimasukan kedalam mulutnya dan dikeluarkan dari duburnya, lalu malaikat mengumumkan:"ini adalah balasan bagi orang yang meyepelekan perintah Allah".
-Allah tidak memandang kepadanya dengan pandangan kasih sayangNya
-Allah tidak mensucikannya dan baginya siksa yang pedih
Menjadi hitam pada hari kiamat wajah orang yang meningalkan shalat dan sesungguhnya dalam neraka jahannam terdapat jurang yang disebut "Lam-Lam"
didalamnya terdapat banyak ular, setiap ular itu sebesar leher unta,panjangnya sepanjang perjalanan sebulan.
ular itu menyegat sampe mendidih bisanya dalam tubuh orang itu selama tujuh puluh tahun kemudian membusuk dagingnya.
Wallahu'alam
Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali ...
1. Aku rumah yang terpencil,maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
2. Aku rumah yang gelap,maka terangilah aku dengan selalu solat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu,bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa,maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,maka banyaklah bacaan
"Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawaban kepadanya.
Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya .....
1. Dunia itu racun,zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun,zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun,zikir itu obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun,Ramadhan itu obatnya
Nabi Muhammad S.A.W bersabda:
Ada 4 yang dipandang sebagai ibu ", yaitu :
1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAH adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR.
Beberapa kata renungan dari Qur'an :
Orang Yang Tidak Melakukan Sholat:
Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Dzuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Asar : Dijauhkan dari kesehatan/kekuatan
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya.
Isyak : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya
Wallahu a'alm
Iman adalah Mutiara didalam Hati manusia yang menyakini Allah
Manusia hanya dapat menilai keikhlasan seseorang itu daripada suara atau mulut mereka, tetapi Allah melihat keikhlasan itu dari Hati mereka
Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW bersabda:"Manusia,dua matanya itu pemberi petunjuk.kedua telinganya itu corong.Lidahnya itu juru bahasa.Kedua tanganya itu sayap.Kedua kakinya itu pos dan Hatinya itu raja.Apabila raja itu baik niscaya baiklah tentara2nya".(HR Abu Na'im dan Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda,"sesungguhnya Allah tidak memandang kepda tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian akan tetapi Allah memandang kepada HATI kalian"(HR Muslim)
Rasulullah SAW bersabda,"dalam diri manusia itu ada segumpal darah, yang mana apabila baek seluruhnya akan baek akan tetapi apabila buruk maka buruk semuanya dan itulah HATI'.(HR Bukhari)
Dari Abdulah bin mas'ud R.a Rasulullah bersabdah:"tidak akan masuk surga orang yang dihatinya terdapat sombong walaupun hanya sebesar dzarrah"..."Sombong itu menolak kebenaran dan meredahkan sesa ma manusia".(HR Muslim)
Janganlah selalu menganggap yang diri kita sentiasa benar, dan orang lain selalu salah, jika ini ada didalam Hati kita, maka berhati-hatilah karena kita telah diperbudak-budakkan oleh kesombongan kita
Sebelum kita menentukan hukum dari hijamah tersebut maka lebih baek kita mengetahui defenisi dan waktu dari hijamah itu
Nah disini penulis mendefenisikan hijama bahwahsannya Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.
Kata Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (?????) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
Bekam merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari :
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari)
Nah WAKTU PALING BAIK UNTUK BERBEKAM Sebaiknya berbekam dilakukan pada
pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang
(darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik r.a. menceritakan
bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan
pundaknya. Beliau melakukannya pada hari ketujuhbelas,
kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad). . :.
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga
kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk
pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat
dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa
saja ketika diperlukan. Hal ini berdasarkan ucapan Rasulullah
SAW : "Jangan sampai mengalami ketidakstabilan darah, karena itu bisa mematikan." .. .
HARI PELAKSANAAN BEKAM
1. Dari Abu Hurairah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa berbekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpa wadhah (cahaya dan warna putih, lepra), maka hendaklah dia tidak menyalahkan, melainkan dirinya sendiri’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
2. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dalam keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut nama Allah SWT.
Hindarilah berbekam pada hari Jumat dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu, karena Rabu merupakan hari dimana nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, II/261, karya Imam al-Albani
Nah ketika kita sudah mengetahui defenisi serta waktu hijamah tersebut maka penulis akan memaparkan bagaimana hukum dari hijamah di bulan puasa?
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam bersabda: Telah berbuka (batal puasanya) orang yang membekam dan yang dibekam? (HR. Imam Ahmad dan Abu DAwud).
Anas bin Malik pernah ditanya, "Apakah kalian (para sahabat) memakruhkan hijamah bagi orang yang berpuasa?" Anas menjawab, "Tidak, kecuali jika hijamah itu dilakukan hanya karena badan lemas."(HR.Bukhari)
Termasuk dalam hukum berbekam pula adalah mengeluarkan darah bagi orang yang sedang puasa, karena mengeluarkan darah yang banyak berpengaruh terhadap orang yang berpuasa sehingga menyebabkannya lemah kecuali apabila terpaksa (darurat) maka boleh seseorang membekam darahnya dan dengan cara dia berbuka pada hari itu dan menggantikannya (qadha) pada hari lain.
Adapun mengeluarkan darah karena mimisan, batuk, bawasir (ambeien), cabut gigi, luka-luka, cek up dan semisalnya adalah tidak membatalkan puasa karena tidak sama dengan berbekam dan tidak berpengaruh terhadap orang berpuasa seperti berbekam.
semoga bermanfaat
--mulai--
ni ala taichi dikit .. sebagai intro n warming up..
Ramadhan tinggal menunggu hari, tentunya kita berharap bisa menjalaninya dengan lancar, tubuh tetap bersemangat, aktif, dan produktif. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita perlu menjaga kondisi fisik agar selalu prima.
Pilih Karbohidrat Kompleks
Tubuh kita memerlukan gula darah agar otak dapat menjalankan fungsinya. Kekurangan gula darah akan menyebabkan kita jadi sulit berkonsentrasi. Tapi karena selama puasa waktu makan kita jadi berkurang, disarankan untuk memilih karbohidrat kompleks (nasi, kentang, singkon, atau ubi). Karbohidrat jenis ini lebih lama terurai menjadi gula darah sehingga lebih tahan lama memasok gula dalam darah.
Hindari Gula
Makanan dan minuman manis yang kita konsumsi akan merangsang keluarnya hormon insulin yang meningkatkan kadar gula darah secara cepat. Akibatnya, tubuh akan bertambah lemas.
Cukupi Gizi
Selama bulan puasa makanan yang kita konsumsi cenderung lebih sedikit. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah kecukupan gizinya, bukan jumlah makanannya. Selain itu jangan pilih menu makanan yang asal enak. Selalu penuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Misalnya karbohidrat dan lemak sebagai sumber tenaga. Saat sahur atau berbuka, perbanyak sayuran, buah, dan makanan berprotein. Bila dirasa perlu, tak ada salahnya mengonsumsi suplemen vitamin.
Aktivitas fisik
Menjalankan ibadah puasa bukan berarti tidak bisa berolahraga atau melakukan kegiatan fisik. Namun, sesuaikan jenis dan intensitas olahraga yang kita lakukan. Anda bisa memilih olahraga olahtubuh seperti yoga atau taichi yang memberi efek lebih relaks. Jangan memaksakan diri dengan melakukan olahraga menggunakan beban berat. Sebaiknya lakukan olahraga sebelum waktu berbuka atau beberapa jam setelah buka puasa.
Dikutip dari kompas.com
علينا أن نتعلم قبل أن نتهجم
فدلك اجدى بنا وأسلم
علمنا شيئا و غابت عنا ألأشياء
"Pelajari sebelum menghukumi
Karena hal itu lebih baik dan terpuji
Satu kita ketahui beberapa hal tak kita mengerti"
(Nasihat orang bijak)
Seiring genderang kebebasan yang ditabuh bertalu-talu, seiring gerbang-gerbang kebajikan mulai terbuka; bendera-bendera keislaman berkibar, seirama pula gerakan-gerakan (yang mengaku ) pemurnian tauhid merajalela, mengoyak nilai-nilai yang telah tertata dan meruntuhkan bangunan-bangunan yang (katanya) tidak kokoh, mengguncang kemapanan yang terlalu tak masuk akal dan sarat akan kelemahan itu dengan jargon yang sangat bagus.
"Tak ada perantara antara hamba dengan Tuhannya" demikian ungkapan yang sering didengungkan disurau-surau semenanjung Arabia, yang kemudian mengusik keheningan para santri-santri berbasiskan washitoh (baca: perantara) yang sedang terlelap, untuk kemudian terhenyak dari tidur mereka bangkit dan memilih kembali ajaran guru-guru mereka. Ajaran para pendahulu mereka, benarkah tak ada perantara antara kita dan Tuhan? lemahkah Tuhan sehingga tak bisa berbicara dengan hambanya tanpa perantara? Atau ada maksud lain?
Sekilas tentang tawassul
Dalam kitab Al-Bayan karya Prof. Dr. Ali Gomah memberikan pengertian tawassul secara bahasa, menurutnya tawassul menurut bahasa bisa diartikan sebagai Al-Qurbah atau perbuatan yang bisa mendekatkan sang pelaku dengan sang pencipta, karena hidup kita tak jauh akan jauh dari tujuan mendekatkan diri kepadanya, supaya kelak mendapat ridho-Nya. Seperti kita melakukan shalat atau puasa tidak lain dan tidak bukan adalah bertujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapat ridho-Nya. Tutur beliau.
Ada pengertian lain tentang tawassul yang dikutip dari kolom hiwar ma'a Shahib el-Samahah, Shahib el-Samahah mengartikan tawassul secara bahasa dengan: istikhdamu wasilah li bulughil ghayah atau dalam bahasa lain menggunakan segala bentuk wujud sebagai perantara (wasilah) sehingga bisa sampai kepada tujuannya (ghayah). Penulis kira ta'rif versi Shahib el-Samahah lebih umum dan lebih masuk ke semua kisi karena ianya tak hanya berkutat pada bentuk peribadatan saja, tapi lebih mengena ke segala macam bentuk praktek tawassul. Lalu beliau mengatakan bahwa sejatinya, hidup kita penuh dengan praktek tawassul, sebagai contoh: dengan apa kita melihat? Dengan apa kita mendengar?. Tentu kita akan menjawab bukan dengan "kita" kita melihat, melainkan dengan "mata" kita melihat, dengan telinga kita mendengar. Dan untuk merasa, kitapun membutuhkan lidah untuk merasakan sesuatu, atau untuk memadamkan kebakaran rumah kitapun butuh pemadam kebakaran untuk memadamkanya bukan langsung memohon kepada tuhan untuk memadamkanya. Oleh karena itu Shahib el-Samahah menganggap bahwa keberadaan tawassul tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebab ianya adalah fitrah manusia itu sendiri dan ianya adalah sebuah keniscayaan.
Ada keterkaitan yang sangat erat antara perantara dan tujuan, jika tujuan yang akan dicapai adalah kebaikan maka perantara tersebutpun tak akan tercela dan sebaliknya jika tujuan kita adalah ketercelaan maka tak ayal perantarapun akan ternodai kesuciannya. Seperti contoh sebilah pisau, ia akan bisa bermanfaat ketika digunakan untuk memotong sayur mayur dan bahkan bisa bermanfaat untuk gundah gaulana perut kita tapi, apa jadinya ketika pisau dijadikan sebagai alat untuk menghabisi nyawa manusia? Atau untuk mencongkel mata si laila? Tentu tak akan enak didengar telinga. Oleh karena itu dari paparan yang sederhana diatas kita bisa menyimpulkan bahwasanya tawassul adalah: menggunakan perantara untuk mencapai tujuan dan ianya adalah sebuah keniscayaan (dharurah fithriah) dengan baiknya tujuan maka perantarapun akan menjadi baik begitupun sebaliknya jika tujuannya adalah sesuatu yang tidak baik maka perantarapun akan ternodai kebaikannya, oleh karena itu tawassul tak bisa dihalalkan secara mutlak karena dengan penghalalan terhadapnya yang mutlak adalah melampaui garis-garis demarkasi agama. Adapun sebaliknya mengharamkan tawassul secara mutlak berarti telah melanggar hukum-hukum kewajaran sebagai manusia karena pada hakekatnya kita tak bisa dipisahkan dari praktek-prektek tawassul.
Rasul sebagai perantara
Jika kita menoleh sebentar ke fase dimana diturunkannya wahyu maka kita akan melihat disana bahwa tuhan memberikan wahyu-wahyu syari'at tidak langsung terhadap manusia tapi dengan washilah, adalah karena beliaunya sang Rasulullah SAW kita dapat mengetahui hukum-hukum dan perilaku yang tuhan inginkan kepada kita, itupun tuhan tidak langsung berbicara kepada beliau sang nabi tapi melewati malaikatnya Jibril As yang kemudian disampaikan kepada Rasulullah untuk kemudian melaluinya disampaikan kepada umat islam.
Pada saat ini terkadang ada sebagian dari kita yang terkecoh dan spontan mempercayai secara menyeluruh ungkapan
لاواسطة بين العبد وربه
"tak ada perantara antara hamba dan tuhannya"
sebagai titik final yang tak bisa di tawar-tawar lagi, dan menganggap bahwa ungkapan ini memang benar adanya karena Allah berfirman:
ولو شئنا لأتينا كل نفس هداها
Artinya: "Dan kalau aku berkehendak maka akan aku berikan setiap diri hidayahku tapi ternyata tuhan berkehendak lain karena ia memerintah Rasul kepada kita"
لتبين للناس مانزل اليهم
"Untuk menjadi penjelas bagi apa-apa yang diturunkan kepada mereka"
Dengan begitu, bukan berarti tuhan tidak mampu berbicara langsung tanpa perantara malaikat Jibril, namun dari situ bisa diambil benang merah bahwasanya tawassul memang menjadi sebuah keniscayaan yang tak bisa dihilangkan.
Terdapat ayat dalam Al-Qur'an yang menganjurkan untuk bertawassul yang berbunyi:
يا ايها الدين امنوا اتقواالله وبتغوا اليه الوسيله
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan carilah washilah yang mendekatkan diri kepada-Nya".
Dan dalam ayat lain disebutkan bahwa syarat penerimaan taubat adalah dengan bertawassul
ولو انهم ادظلموا انفسهم جاؤك فاستغفر لهم الرسول لوجدواالله توابا رحيما
Artinya: "sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya diri mereka sendiri datang kepadamu, kemudian memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang".
Dari ayat ini sangat jelas bahwa untuk mendapatkan ampunan kita tidak bisa langsung mendatangi Allah tetapi kita mendatangi utusan-Nya untuk kemudian diampuni oleh Allah dan kemudian Rasul pun memintakan ampun untuk mereka. Maka bisa diperjelas bahwa untuk mendapat ampunan Allah, meraka harus memenuhi tiga syarat berikut secara berurut:
1. Meraka harus lebih dahulu mendatangi Rasul SAW
2. Mereka lalu beristighfar kepada Allah sesuai tuntunan Rasul
3. Memohon kepada Rasul agar bersedia memintakan ampun dari Allah untuk mereka.
Dengan demikian barulah mereka mendapati Allah telah menerima taubat mereka.
Dari pemaparan yang sederhana diatas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa berjalannya kehidupan kita tak jauh dari wasilah-wasilah atau perantara-perantara. Dan apabila kita melihat rukun islam, maka akan kita dapati keterkandungan tawassul didalamnya, seperti mengucap dua kalimat syahadat berarti meyakini bahwa Nabi adalah Rasulullah dan kata Rasul berarti wasilah atau washitoh, mendirikan sholat lima waktu adalah wasilah untuk menegakkan tiang agama dan meminimalisir kriminalitas, kemudian membayar zakat adalah wasilah untuk memelihara dan membersihkan harta, melaksanakan ibadah puasa adalah wasilah untuk mmembersihkan hati atau memasuki sorga melalui pintu Al-Rayyan, kemudian melaksanakan ibadah haji adalah wasilah untuk penyempurnaan iman, dan dari kesemua rukun islam diatas mengandung wasilah untuk kita mendapat ridho-Nya. Maka dari itu tawassul bukanlah sesuatu yang baru dalam agama atau benalu dalam agama tapi ianya adalah madu yang tersarikan dari lebah dan "fiihi syifaaun linnaas
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah,
biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah,
resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya
sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun
masih ada juga perasaan keraguan.
Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca
agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme
dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan
kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya
ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.
Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan
menikah. Bergembiralah wahai saudaraku
1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-
laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An
Nuur : 26).
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri.
Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki
yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan
hanya yang baik buat kita. Amin.
2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-
laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka
dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui". (An Nuur: 32)
Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika
akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya
pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan
pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu
dengan besaran nilai mata uang yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam
pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji
sekian?".
Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk
melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu
ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan
untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi
kebutuhan keluarga. Bukan besaran mata uang yang sekarang mereka
dapatkan. InsyaAllah Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah
Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah dengan
kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya, maka Allah akan
memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di
masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa
ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan
mencukupkan kebutuhannya?
3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka,
yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus
dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin
memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu
Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) [1]
Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya,
maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan
Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan
pertolongan Allah itu pasti datang.
4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)
5. "Dan Allah berfirman : `Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina'". (Al MuÂ'min : 60)
Ini juga janji Allah `Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah
niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita
berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik,
penurut, dan seterusnya.
Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya
adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap
kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.
Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya
adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah
`Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan
dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.
Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah
makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian
dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dan lain-
lain.
Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah,
mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha
Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.
Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka
pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang
ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas
dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan
peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam:
"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan
sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh
malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).
Telah bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, "Maka
janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu." (Shahih riwayat Muslim
juz 7 hal. 35).
Telah bersabda Nabi shallallahu Â`alaihi wa sallam, "Sesungguhnya
jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu
adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no.
3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).
6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat".
(Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya
agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai
dengan Sunnah Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam. Juga harus shalat
sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.
7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5
6. Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti
tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap
su'husnuzon(berbaik sangka) kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat
Alam Nasyrah.
8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad :
7. Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong
agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran
dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu
penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.
9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-
Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa".
(Al Hajj : 40)
10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat".
(Al Baqarah : 214)
Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya.
Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah
dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik
sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap
muslim.
So, kenapa ragu dengan janji Allah?
Masih bingung mengatur waktu buat belajar? Coba deh simak saran-saran di bawah ini, supaya prestasi akademik kita tambah oke, pikiran tidak ruwet.
1. Perhatikan kapan waktu luang yang kita miliki. Waktu luang di sini adalah waktu yang membebaskan kita dari segala aktifitas sekolah, les tambahan atau kursus keterampilan.
2. Perhatikan juga kondisi yang menurut kita paling fit buat belajar. Misal di malam hari atau justru dini hari sebelum matahari terbit. Ingat lho, tidak semua waktu belajar tuh sama buat semua orang.
3. Catat semua waktu-waktu tersebut. Kita mulai atur waktu luang yang ada untuk porsi belajar dan rekreasi atau istirahat. Buatlah jadwal untuk mengatur waktu belajar, dan jangan lupa untuk menyesuaikan dengan pelajaran yang ada.
4. Sesi belajar ideal adalah 50 menit ditambah dengan waktu selingan untuk istirahat. Kalau sudah merasa bosan, buat variasi dalam belajar. Misal ganti lokasi belajar, atau ajak teman untuk belajar bareng.
5. Jaga motivasi belajar. Caranya bisa dengan membuat target atau mantapkan dalam mental kita kalau dengan belajar suatu materi baru berarti kemampuan kita akan bertambah.
6. Jangan lupa dengan kondisi badan. Kesehatan adalah segalanya. Kalau kita sakit, segala usaha yang sudah dikerjakan akan sia-sia. Maka dari itu, waktu untuk istirahat jangan lupa disertakan dalam agenda jadwal belajar. Sebagai pondasi, selalu makan makanan yang bergizi.
7. Waktu belajar tidaklah selalu diisi dengan mengisi pekerjaan rumah. Buatlah waktu untuk membaca sebuah materi pelajaran dua kali. Pertama, sebelum diterangkan guru supaya kita punya gambaran. Kedua, sesudah diterangkan guru supaya materi dapat terpatri lama di ingatan kita.
- Dirangkum dari berbagai sumber.
Hakikat Tasawwuf
Arti tasawuf dalam agama ialah memperdalam ke arah bagian rohaniah, ubudiah, dan perhatiannya tercurah seputar permasalahan itu. Agama-agama di dunia ini banyak sekali yang menganut berbagai macam tasawuf, di antaranya ada sebagian orang India yang amat fakir. Mereka condong menyiksa diri sendiri demi membersihkan jiwa dan meningkatkan amal ibadatnya. Dalam agama Kristen terdapat aliran tasawuf khususnya bagi para pendeta. Di Yunani muncul aliran Ruwagiyin. Di Persia ada aliran yang bernama Mani'; dan di negeri-negeri lainnya banyak aliran ekstrim di bidang rohaniah. Kemudian Islam datang dengan membawa perimbangan yang paling baik di antara kehidupan rohaniah dan jasmaniah serta penggunaan akal. Maka, insan itu sebagaimana digambarkan oleh agama, yaitu terdiri dari tiga unsur: roh, akal dan jasad. Masing-masing dari tiga unsur itu diberi hak sesuai dengan kebutuhannya. Ketika Nabi saw. melihat salah satu sahabatnya berlebih-lebihan dalam salah satu sisi, sahabat itu segera ditegur. Sebagaimana yang terjadi pada Abdullah bin Amr bin Ash. Ia berpuasa terus menerus tidak pernah berbuka, sepanjang malam beribadat, tidak pernah tidur, serta meninggalkan istri dan kewajibannya.
Lalu Nabi saw. menegurnya dengan sabdanya: "Wahai Abdullah, sesungguhnya bagi dirimu ada hak (untuk tidur), bagi istri dan keluargamu ada hak (untuk bergaul), dan bagi jasadmu ada hak. Maka, masing-masing ada haknya." Ketika sebagian dari para sahabat Nabi saw. bertanya kepada istri-istri Rasul saw. mengenai ibadat beliau yang luar biasa. Mereka (para istri Rasulullah) menjawab, "Kami amat jauh daripada Nabi saw. yang dosanya telah diampuni oleh Allah swt, baik dosa yang telah lampau maupun dosa yang belum dilakukannya." Kemudian salah seorang di antara mereka berkata, "Aku akan beribadat sepanjang malam." Sedang yang lainnya mengatakan, "Aku tidak akan menikah." Kemudian hal itu sampai terdengar oleh Rasulullah saw, lalu mereka dipanggil dan Rasulullah saw. berbicara di hadapan mereka. Sabda beliau: "Sesungguhnya aku ini lebih mengetahui daripada kamu akan makrifat Allah dan aku lebih takut kepada-Nya daripada kamu; tetapi aku bangun, tidur, berpuasa, berbuka, menikah, dan sebagainya; semua itu adalah sunnah
Barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku ini, maka ia tidak termasuk golonganku." Karenanya, Islam melarang melakukan hal-hal yang berlebih-lebihan dan mengharuskan mengisi tiap-tiap waktu luang dengan hal-hal yang membawa manfaat, serta menghayati setiap bagian dalam hidup ini. Munculnya sufi-sufi di saat kaum Muslimin umumnya terpengaruh pada dunia yang datang kepada mereka, dan terbawa pada pola pikir yang mendasarkan semua masalah dengan pertimbangan logika. Hal itu terjadi setelah masuknya negara-negara lain di bawah kekuasaan mereka. Berkembangnya ekonomi dan bertambahnya pendapatan masyarakat, mengakibatkan mereka terseret jauh dari apa yang dikehendaki oleh Islam yang sebenarnya (jauh dari tuntutan Islam). Iman dan ilmu agama menjadi falsafah dan ilmu kalam (perdebatan); dan banyak dari ulama-ulama fiqih yang tidak lagi memperhatikan hakikat dari segi ibadat rohani. Mereka hanya memperhatikan dari segi lahirnya saja. Sekarang ini, muncul golongan sufi yang dapat mengisi kekosongan pada jiwa masyarakat dengan akhlak dan sifat-sifat yang luhur serta ikhlas. Hakikat dari Islam dan iman, semuanya hampir menjadi perhatian dan kegiatan dari kaum sufi. Mereka para tokoh sufi sangat berhati-hati dalam meniti jalan di atas garis yang telah ditetapkan oleh Al-Qur,an dan As-Sunnah. Bersih dari berbagai pikiran dan praktek yang menyimpang, baik dalam ibadat atau pikirannya. Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka, banyak orang yang durhaka dan lalim kembali bertobat karena jasa mereka. Dan tidak sedikit yang mewariskan pada dunia Islam, yang berupa kekayaan besar dari peradaban dan ilmu, terutama di bidang makrifat, akhlak dan pengalaman-pengalaman di alam rohani, semua itu tidak dapat diingkari. Tetapi, banyak pula di antara orang-orang sufi itu terlampau mendalami tasawuf hingga ada yang menyimpang dari jalan yang lurus dan mempraktekkan teori di luar Islam, ini yang dinamakan Sathahat orang-orang sufi; atau perasaan yang halus dijadikan sumber hukum mereka. Pandangan mereka dalam masalah pendidikan, di antaranya ialah seorang murid di hadapan gurunya harus tunduk patuh ibarat mayat di tengah-tengah orang yang memandikannya. Banyak dari golongan Ahlus Sunnah dan ulama salaf yang menjalankan tasawuf, sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur'an; dan banyak pula yang berusaha meluruskan dan mempertimbangkannya dengan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di antaranya ialah Al-Imam Ibnul Qayyim yang menulis sebuah buku yang berjudul: "Madaarijus-Saalikin ilaa Manaazilus-Saairiin," yang artinya "Tangga bagi Perjalanan Menuju ke Tempat Tujuan." Dalam buku tersebut diterangkan mengenai ilmu tasawuf, terutama di bidang akhlak, sebagaimana buku kecil karangan Syaikhul Islam Ismail Al-Harawi Al-Hanbali, yang menafsirkan dari Surat Al-Fatihah, "Iyyaaka na'budu waiyyaaka nastaiin." Kitab tersebut adalah kitab yang paling baik bagi pembaca yang ingin mengetahui masalah tasawuf secara mendalam. Sesungguhnya, tiap-tiap manusia boleh memakai pandangannya dan boleh tidak memakainya, kecuali ketetapan dan hukum-hukum dari kitab Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Kita dapat mengambil dari ilmu para sufi pada bagian yang murni dan jelas, misalnya ketaatan kepada Allah swt, cinta kepada sesama makhluk, makrifat akan kekurangan yang ada pada diri sendiri, mengetahui tipu muslihat dari setan dan pencegahannya, serta perhatian mereka dalam meningkatkan jiwa ke tingkat yang murni. Disamping itu, menjauhi hal-hal yang menyimpang dan terlampau berlebih-lebihan, sebagaimana diterangkan oleh tokoh sufi yang terkenal, yaitu Al-Imam Al-Ghazali. Melalui ulama ini, dapat kami ketahui tentang banyak hal, terutama ilmu akhlak, penyakit jiwa dan pengobatannya.